Rabu, 27 Mei 2009

Tiga Pertanyaan...


Ada seorang pemuda yang lama sekolah dari luar negeri kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Ustadz yang akan membimbingnya tentang ilmu agama, siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya Orang tua pemuda itu mendapatkan Ustadz tersebut. “Anda siapa? Dan apakah bisakah anda menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?” Pemuda bertanya. “Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan saudara.” Jawaban sang Ustadz. “Anda yakin? sedangkan Profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.” Jawab sang Ustadz, “Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya” Pemuda : “Saya punya 3 pertanyaan;

1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukan wujud Tuhan kepada saya 2. Apakah yang dimaksudkan dengan takdir? 3. Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api juga?, tentu tidak menyakitkan buat syaitan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?” Tiba-tiba Ustadz tersebut menampar pipi si Pemuda dengan kuat. Sambil menahan kesakitan pemuda berkata “Kenapa anda marah kepada saya?” Jawab Ustadz tadi, “Saya tidak marah… Tamparan itu adalah jawaban saya kepada 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya”. “Saya sungguh-sungguh tidak faham”, kata pemuda itu. Ustadz tadi bertanya “Bagaimana rasanya tamparan saya?”. “Tentu saja saya merasakan sakit”, jawab beliau. Ustadz bertanya ” Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?”. Pemuda itu mengangguk tanda percaya. Sang Ustadz bertanya lagi, “Tunjukan pada saya seperti apa wujud sakit itu!” “ Tidak bisa”, jawab pemuda. “Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.” Terang sang Ustadz. Sang Ustadz bertanya lagi, “Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?”. “Tidak” jawab pemuda. “Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?” “Tidak” jawab pemuda. “Itulah yang dinamakan Takdir” Terang Sang Ustadz. Sang Ustadz bertanya lagi, “Dibuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?”. “kulit”. Jawab pemuda. “Pipi anda diperbuat dari apa?” “ Kulit “ Jawab pemuda. “Bagaimana rasanya tamparan saya?”. “Sakit.” Jawab pemuda. “Walaupun Syaitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syaitan.” Terang Ustadz tadi.
Selengkapnya...

Jumat, 22 Mei 2009

AKU CINTA ALLAH...


By : Wali Band

Andaikan diriku bisa
Seperti yang lain
Yang Kau sayang
Yang Kau rindukan
Yang Kau cintai

*
Aku lemah tanpaMu aku lelah
Aku sungguh tak berdaya
Tolongku
Tolongku
Yaa Allah


Reff:
Setiap air mataku mengalir
Allah aku lemah dan tak berarti
Setiap derai tangis membasahi
Allah jangan tinggalkan aku lagi

**
Aku sayang Allah
Aku rindu Allah
Aku Cinta Allah

Selengkapnya...

Orang Lain...


Bagaimana rasanya ketika kita diberi suatu hadiah dari orang lain?
Pasti senang sekali hati ini...
Bagaimana kalau kita diberi senyum dari orang lain?
Tentram juga batin ini terasa...
Bagaimana kalau kita diberi perhatian oleh orang lain?
Serasa nyaman jiwa ini...


Tetapi...
Bagaimana yang dirasakan oleh orang lain tersebut?

Bayangkan ketika kita adalah orang lain tersebut...!
Bayangkan kita adalah si pemberi hadiah...
Bayangkan kita adalah si pemberi senyum...
Bayangkan kita adalah si pemberi perhatian...

Apa yang kita rasakan?
Pastinya perasaan senang, bercampur tentram dan nyaman di jiwa ini..
Berlipat-lipat-lipat-lipat lebih besar dan luar biasa sekali terasa...
Kepuasan di hati yang tiada tara…

So... apa yang kita tunggu?
Selagi masih ada waktu, ayuk kita jadi orang lain tersebut...!
Usahakan untuk selalu menjadi sang pemberi....!
Bukan hanya selalu menjadi sang penerima...!


Selengkapnya...

Selasa, 28 April 2009

4 Tipe Manusia...


“Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh” (John Gray)
Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan cepat dan tak jarang mengagetkan.
Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari. Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi, rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi.
Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup.
Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan. Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega. Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan kita sebagai pendamping mereka.
Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.
Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya.
Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi.
Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu biografinya.
Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah, sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.
Bangun network
Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah tiga top sales.
Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku tidak berhasil membungkam kreativitasnya.
Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini juga dialami Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda? Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin


Selengkapnya...

Minggu, 26 April 2009

Allah Maha Kuasa...


Allahlah pemilik segala galanya, yang dilangit maupun dibumi, bumi beserta isinya : Manusia, jin, binatang, air, tanah, udara, angin, api, dan seluruh benda yang terlihat maupun tidak terlihat adalah milik Allah. Baju yang kita pakai, harta, isteri, anak, rumah, dan segala kesenangan kita adalah milik Allah, adalah hak Allah untuk mengambil kembali apa yang telah diberikanNya dan apa yang menjadi miliknya, semua datang dari Allah karena Maha Pengasih dan PenyayangNya.
Allah yang menciptakan, Allah yang menghidupkan dan mematikan, Allah pula yang memberikan kesempatan, kesenangan kepada kita, keturunan yang lucu dan baik yang selalu tersenyum dan tertawa ketika melihat kita maka Allah pula yang mampu menarik kembali apa apa yang menjadi milikNya dan kita makhluk tak kuasa apa apa, tidak bisa menahan atau memundurkan, yang kita bisa hanyalah berdoa merendahkan diri serendah rendahnya dan mengharap seharap harapnya kepada Allah yang memiliki setiap keputusan. Makhluk tak kuasa apa apa, segala daya upaya dan rencana tak akan berjalan tanpa izin Allah SWT. Semua datang dari Allah, Allah maha kaya, maka hanya kepada Allah kita meminta dan memohon. Allah yang maha mendengar dan mengabulkan do’a. Semua ada ditangan Allah. Tiada makhluk yang sanggup mendengarkan kemudian mengabulkan atau menghadirkan atau menyelesaikan keluhan dan harapan dari sesama makhluk, makhluk punya kebutuhan dan keinginan untuk didengar dan diberi, Hanya Allah yang tak menginginkan sesuatupun dari makhluk yang tak berkurang dan bertambah kekuasaannya walupun seluruh makhluk mendurhakainya. Allah lah yang selalu memberi dan memberi, semua ikan yang ada dilaut, manusia , jin dan seluruh binatang melata yang terlihat maupun tidak terlihat rezekinya diatur oleh Allah SWT. Allah memiliki malaikat malaikat yang patuh dan tak pernah melanggar dari apa yang telah diperintahkannya, ada malaikat yang selalu memuji Allah, yang menjaga gunung, langit, mengantarkan rezeki, menyampaikan wahyu, membantu berperang dalam menegakkan kalimat Allah., mencatat amal baik dan buruk. Semua bekerja tanpa ada yang salah.

Selengkapnya...